Beberapa
orang tua memilih untuk mengikutsertakan anak dalam les ketika anak memiliki
kesulitan. Beberapa diantaranya mendaftarkan si kecil les agar bisa menjadi apa
yang diinginkan orang tuanya. Memang mengikut sertakan anak untuk les sedari
dini bisa membantu untuk menemukan minat dan bakat. Namun, sudahkah anda tahu
apa saja yang harus diperhatikan sebelum mengirim anak ke les anak? Simak
ulasan berikut.
Perlukah Anak Ikut Les Di Usia
Prasekolah?
Dalam
mendampingi tumbuh kembang sang buah hati, banyak orang tua yang khawatir akan
perkembangan sang anak. Tidak jarang para orang tua mempertimbangkan si kecil
untuk mengikuti beberapa kursus anak. Saat usia si kecil menginjak 5 tahun
namun belum bisa membaca membuat orang tua khawatir apalagi, kemampuan tersebut
sangat dibutuhkan untuk masuk SD. Sehingga les membaca menjadi pertimbangan
bagi orang tua.
Menurut
seorang psikolog Maria Herlina Limyati, M.Si, Psi perlu atau tidaknya les untuk
anak usia prasekolah sangat tergantung pada kebutuhan dari sang anak. Apabila orang
tua menghendaki ingin sang anak ikut les anak sebaiknya untuk disesuaikan
dengan perkembangan anak. Jika ingin les musik, apakah anak sudah mampu untuk
memegang alat musik jika belum berarti anak belum siap untuk mengikuti les.
Orang
tua harus bisa membedakan ambisi orang tua dan juga kasih sayang sebelum
mengikutsertakan anak untuk les. Mengingat tujuan orang tua semua sama yakni
mendorong kecerdasan anak dengan berbagai cara positif. Namun harus benar-benar
diyakinkan bahwa mengikutkan anak les bukan untuk memproyeksikan cita-cita
orang tua yang belum kesampaian kepada anak.
Namun
sejumlah psikolog berpendapat bahwa pendidikan prasekolah kemungkinan ada yang
melupakan dasar pengajaran dini. Atau lembaga tersebut belum mengantisipasi
kemungkinan terburuk jika anak belajar sesuatu terlalu dini. Jadi sebelum
memutuskan anak untuk mengikuti kursus ada baiknya untuk orang tua menekankan
apakah les memang benar dibutuhkan oleh sang anak.
Perhatikan Tujuan Anak Ikut Les
Tersebut
Jika
orang tua mendaftarkan anak untuk les gambar agar anak dapat berinteraksi bersama
temannya dengan cara yang menyenangkan, mengapa tidak mengajak buah hati anda
untuk bergaul dengan teman sebayanya di lingkungan tempat tinggal. Tidak usah
memasukkan anak dalam les jika tujuannya hanya untuk berinteraksi saja. Segala
sesuatu pelatihan bisa dilakukan sendiri di rumah, tidak hanya lebih hemat juga
anda jadi memiliki momen bersama si kecil.
Ketika
kedua orang tua bekerja, mengikutsertakan anak pada berbagai kursus bukan
menjadi solusi untuk meningkatkan keterampilan anak. Justru quality time orang
tua dan si buah hati adalah kebutuhan yang sangat penting untuk anak usia
prasekolah. Kecuali jika orang tua tidak percaya diri untuk mengajari sendiri
seperti les mengaji atau kesenian yang lainnya. Dengan begitu tujuan
mengikutsertakan anak dalam kursus harus diperhatikan.
Tidak
menjadi masalah misalnya anda mencoba program percobaannya terlebih dahulu
untuk lebih mengetahui minat dan bakat anak. Salah satu yang bisa anda coba
adalah les gambar digital 3D milik ESDA. Apalagi jika tontonan hariannya adalah
deretan animasi yang berbasis edukasi. Hal ini bisa dijadikan untuk melihat
ketertarikan sehingga jika usianya sudah cukup anda bisa menfasilitasinya dan
memberikan dukungan.
Kursus
untuk anak prasekolah tidak harus dilakukan di lembaga kursus terkenal, orang
tua juga bisa melakukannya sendiri di rumah. Orang tua harus sangat bijak dalam
hal ini mengingat efek jangka panjang bisa didapat jika anak tidak ingin dan
merasa di paksa. Menyesuaikan kemampuan dan usia juga sangat penting dalam memberi
kursus pada anak prasekolah.
0 comments:
Posting Komentar